Senin, 21 Februari 2011

Surat Dari Ibu dan Bapak



Ketika kami nanti tua,
Kami berharap kamu bisa mengerti
Dan sabar pada kami berdua
Seandainya kami tak sengaja menjatuhkan piring
Atau menumpahkan sup di atas meja, karena
penglihatan kami yang memburuk
Kami berharap kamu tidak memaki kami
Orangtua selalu peka
Dan memiliki rasa trenyuh yang luar biasa
Ketika kamu membentak
Dan ketika pendengaran kami menurun
dan tidak bisa mendengar 
apa yang kamu katakan
        Jangan pernah meneriaki kami “ tuli!!!”
        Kami berharap kamu mengulangi lagi apa yang 
        kamu katakan
        Atau menulisnya di atas secarik kertas
Kami minta maaf anakku, kami sudah renta
Ketika kaki kami semakin lemah, kami berharap 
kamu bersabar
Dan memapahku
Seperti yang pernah kami lakukan ketika 
kamu belajar berjalan
Kami berharap kamu bisa sabar
Ketika kami mengomel seperti suara pita kaset yang rusak
Kami berharap kamu diam saja
Dan kami berharap kamu tidak mencibir kami atau 
merasa muak
mendengarkan kami
        Ingatkah kamu ketika masih kecil?
        Dan kamu minta balon?
        Kamu merengek-rengek sampai apa yang kamu minta
        terpenuhi
        Kami sabar dengan dirimu


Kami berharap kamu bisa memaafkan karena aroma kami 
yang kurang sedap
Aroma seperti kebanyakan orang yang sudah uzur. 
Aroma yang seperti bau tanah
Kami berharap kamu tidak memarahi 
dan memaksaku untuk mandi
Tubuh kami lemah
Orang lanjut usia mudah sakit, 
terlebih bila kedinginan
Kami berharap hal ini tidak menjijikkan mu
        Ingatkah kamu ketika masih kecil?
Kami sering mengejar mu karena kamu 
tidak mau mandi
Kami berharap kesabaranmu
Jika kami mudah tersinggung
Ini merupakan bawaan masa tua
Kamu akan tahu ketika kamu nanti sudah tua
Dan jika kalian punya waktu luang, kami berharap 
bisa berbincang-bincang
Meskipun hanya beberapa saat
Kami sepanjang hari hanya berdua
Dan tidak ada orang lain untuk diajak bicara
Kami tahu bahwa kalian sibuk dengan pekerjaanmu
Tapi ketahuilah bahwa kami sangat senang 
bisa bercengkerama dengan mu
Meskipun terkadang kalian tidak mempedulikan 
dengan apa yang kami bicarakan
Ingatkah kamu sewaktu masih kecil?
Kami biasa mendengarkanmu 
menceritakan bonekamu
Ketika saatnya nanti kami sakit  
dan hanya bisa terbaring,
Kami berharap kalian sabar merawat kami.
“Kami minta maaf yang setulusnya”

        Ketika kami tidak sengaja mengompol, dan 
        mengotori ruang
        Kami berharap kalian sabar merawat kami
        Dalam detik-detik terakhir hidup kami
        Kami tidak akan bisa lama bertahan
        Ketika saatnya azal menjemput,
Kami berharap kalian merengkuh tangan kami
dan memeberikan kekuatan dalam menghadapi
sakaratul maut
Namun jangan kawatir…
Ketika kami berada dekat dengan Tuhan, Sang Pencipta,
Kami akan membisikkan sesuatu di telinga Tuhan 
untuk memberkahimu…
Karena kalian menyayangi Ibu Bapakmu
Terimakasih atas kepedulian kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan klo mau berkomentar